Selasa, 02 Mei 2017

Bola-Bola Recok



Saya menamakan makanan ringan ini Bola-Bola Recok, karena emua bahan di campur jadi satu dan di recokin anak anak heheheh...meski recok tetapi rasanya enak, dan yang paling suka itu anak anak doyan makannya. Resepnya juga gampang

Bahan A
Tempe panjang 15 cm
Tahu 4 buah
Telur 2 Butir
Ayam Cincang 1/4
Gandum 4 Sendok Makan
Gula- garam secukupnya
Minyak untuk menggoreng
Air secukupnya

Bahan B
Sayur Kol ½ bongkahan
Wortel 2 Buah dipotong kecil kecil
Daun Bawang
Daun Sop
Bawang Merah 5 Siung
Bawang Putih 3 Siung
Sahang 6 butir

Caranya

Aduk semua bahan jadi satu, terus goreng dengan api sedang, angkat bila warna sudah kecoklatan ,hidangkan dengan cabe rawit atau saos cabe....dijamin anak anak pada suka..selamat mencoba ya 

Senin, 17 April 2017

Kawal Bahasa Indonesia

Apakah bahasa Indonesia tak menjual?, apakah bahasa Indonesia tak enak didengar?, mengapa sekarang ini susah sekali saya menemukan nama jalan, nama rumah, gedung , dan lainnya berbahasa Indonesia.  Bukankan bahasa Indonesia itu di atur dalam UU no 24 tahun 2009, dan juga tanggal 28 Oktober kita memperingati Sumpah Pemuda, yang dua butir di dalamnya menyebutkan soal bahasa, Kami Putra dan Putri Indonesia Mengaku Bahasa Yang Satu Bahasa Indonesia. Kami Putra dan Putri Indonesia, Menjunjung Bahasa Persatuan Bahasa Indonesia.
Saat saya kecil dulu  hampir semua tulisan nama jalan, gedung, tempat perbelanjaan, nama perumahan, sampai ke taman, berbahasa Indonesia,  dibaca dan  disebut, tetap  enak enak saja terdengar di telinga, seperti naman Taman Nusa Indah di daerah saya.  Tetapi kenapa sekarang banyak orang yang menggunakan bahasa asing ya, apakah tidak ada yang memperhatikan, apakah banyak yang tidak mengerti, atau memang pejabat dan pemerintah ini tidak perduli. Bahkan dengan kejam mengganti nama yang sudah berbahasa Indonesia dengan kata –kata asing.
Dari sepuluh remaja SMA yang saya tanya,  semuanya menjawab lebih sering menggunakan kata “sorry” ketimbang “maaf”, baik dalam lisan maupun tulisan. Kalau ini terus di biarkan bisa jadi Bahasa Indonesia akan semakin terbelakang, dan satu kata setiap hari akan punah dan nyaris tak terdengar.
Saat ini juga remaja tidak diberikan contoh dan diberikan bekal untuk lebih mencintai Bahasa Indonesia.  Acara di TV juga saat ini banyak yang menggunakan istilah asing, para pembawa acaranya, tamu undangannya, dan juga pemainnya kerap menggunakan bahasa asing. Wajar kalau mereka meniru prilaku tersebut. Sementara lembaga-lembaga yang berwenang tampak diam tanpa gerakan, bukankah seharusnya peka akan hal itu.
Sudah saatnya kita  “ Kawal Bahasa Indonesia”, sudah saatnya para “ Pejabat dan Pemimpin Negeri Ini ” memberikan contoh dan memberikan pengertian ke rakyatnya untuk “Peduli dan Menggunakan” Bahasa Indonesia . sebab bukan berarti “ banyaknya “ orang asing datang ke bumi ini, membuat kita mengedepankan bahasa mereka dan melupakan bahasa sendiri... ayo peduli bahasa Indonesia, Ingat kalau tidak dimulai “ SAAT INI” kapan lagi, dan kalau bukan “ KITA” siapa lagi. Dan bukan berarti menggunakan “ ISTILAH’ asing kita akan terlihat lebih “PINTAR dan BERKELAS”, sebab yang menentukan semua itu adalah sebuah “PRILAKU”.


Aku memang bukan siapa siapa, aku tidak memiliki karya, aku hanya orang biasa, tetapi ijinkan aku Indonesia untuk mencintai mu, biarkan aku menjaga mu meski aku memiliki kemampuan hanya se ujung kuku”

Kamis, 02 Maret 2017

RINDUKAH KALIAN DENGAN DIA



Tiba-tiba aku terkejut ketika teman dikantor menepuk pundak dan bertanya pakah saya sakit, dan meminta saya untuk pulang jikalau memang tidak sanggup untuk bekerja hari ini.  Saya menggelengkan kepala, dan menjelaskan kalau saya sedang tidak sakit, hanya saja  hari ini tiba-tiba hati merasa sedih,dan air mata menetes karena  rindu masa lalu. Masa dimana semua orang saling bermusyawarah untuk mendapatkan sebuah mufakat, tanpa ada kekerasan, tanpa ada menyinggung golongan ras hingga agama tentuntu.
Saya bertanya kepada teman saya, sambil menunjukkan foto hitam putihnya Presiden Soeharto dilayar komputer meja kerja.  “ apakah kamu membenci orang ini, apakah kamu marah sama orang ini, dan apakah kamu kecewa selama dia memimpin Indonesia” . “ tidak, saya rindu orang ini, saya benar-benar mencintai orang ini” jawabnya.
Ribuan orang membenci mu, tetapi saya yakin jutaan orang di bumi pertiwi ini, dihatinya masih mencitai dirimu. Tak penting bagiku engkau dianugerahi gelar pahlawan atau tidak. Karena bagiku engkau adalah pahlawan bangsa sesungguhnya.
Aku masih kecil, belum begitu mengerti soal isu politik atau apalah, saat engkau memimpin bangsa ini .  Tetapi aku hanya merasakan keindahan dan kedamaan yang luar biasa di masa itu. Banyangkan orang tua kami dulu tidak seperti kami saat ini, takut akan segala hal. Orang tua kami dulu membiarkan anak-anaknya bermain kesana kesini untuk menikmati masa kecil yang sesuguhnya. Sementara kami saat ini menjadi orang tua yang penakut, sehinggai harus memenjarakan naluri bermain anak-anak kami. Jujur kami takut anak kami terlambat pulang sekolah, kami takut anak kami jalan kaki bila pulang sekolah, kami takut anak-anak kami bermain kerumah teman tanpa ada pengawasan. Dan kami takut begal yang mengintai dimana –mana. Dan orang-orang jahat yang  siap membahaykan anak-anak kami.
Saya tau dulu banyak orang miskin, tetapi bisa jadi tidak sebanyak dan semiskin sekarang.  Dulu banyak orang tak berharta, tetapi mereka tidak serakah hingga harus merampas hak orang lain.  Saya ingat sekali, dulu di kampung saya hanya ada tiga orang yang memiliki motor, tetapi mereka yang tidak punya, tak berniat mencuri motor kami, padahal kami meletakkan di depan rumah berhari hari, tak perlu kunci pengaman sana sini. Yang ada ketika Bapak saya lupa mengambil kunci motor, malah orang yang melihatnya justru mengetuk rumah kami dan memberitahu kalau kuncimotor kami tertinggal, bayangkan mereka tidak berniat mengambil, sekarang setiap orang memiliki motor dirumahnya bisa jadi ada dua atau tiga motor, tetapi kita harus was was bila lupa mengunci motor apalagi meninggalkan motor kita di halaman rumah. Sebab banyak sekali orang orang berkeliaran di luar sana yang siap mencuru motor kita kapanpun.
Enggau dianggap orang melanggar HAM, tetapi bagiku apa yang kamu lakukan adalah bentuk sebuah penyelamatan. Engkau dianggap memperkaya diri sendiri, tetapi bagiku apa yang kamu miliki adalah sebuah kewajaran. Liatlah saat ini, siapa yang korupsi dan siapa yang berteriak korupsi, karena bagiku keduanya samar, keduanya seperti sebuah kalimat “ Basa Basi”.
Aku merindukanmu Presiden Soeharto..Presiden yang memang mencintai Indonesia , yang bersedia berjuang untuk Indonesia. di tanganmulah bangsa ini di hargai negara lain, di taganmulah bumi Pertiwi dan rakyatnya ini memiliki Harga Diri...NKRI Menjadi Hargamati, Pancasila Kami Junjung Tinggi. Dan Bendera Merah Putih Kokoh Berdiri...
Tenanglah engkau di syurga Bapak Presiden....doa kami selalu menyertai mu...

Senin, 27 Februari 2017

Sambal Terasi Jambu Bol



Senangnya tinggal didaerah yang masih banyak hutan hutan belantarnya itu kayak gini, pas mua pergi kerja ada ibu ibu leat depan rumah jual jambu bol, perkilonya itu sumpaaah cetar sekali hanya Rp 5000 saja, dan jambunya maniiis plus besar-besar.  Padahal udah dimakan banyak sama anak-anak eh di kulkas jambu ini masih ada aja, ya udah kita coba-coba ber experimen buat sambal buah, kalo selama ini sambal buah itu didonimasi sama nanas mangga, kali ini kita mau coba bahannya jambu. Ehh eeeh eeeh, pas udah jadi ni sambal terasi jambu bol endeeeeeeesnyaaaa...sampe nambah kita makan, padahal makannya Cuma nasi anget sambal dan tempe mendoan. Biasa emak emak sekarang, kalo abis masak itu langsung cekreeek cekreeeek foto , dan tempel di BB, langsung banyak yang tanya rasanya gimana, dan buatnya gimana..langsung deh wanita baik hati ini membalas satu persatu bbm yang masuk smabil ngasih resepnya.

Sambal Terasi Jambu Bol
Bahan
-          3 buah jambu bol ukuran besar
-          1 Ons Cabe merah, setengah Ons cabe rawit, atau cabe cungak
-          1 sendok munjung terasi yang sudah di bakar
-          Gula pasir 1 sendok munjung
-          Garam secukupnya

Caranya
Giling jadi satu semua bahan, jangan terlalu halus. Siap di santap..

Roti Komplit




Selalu saja terkenang masa  lalu setiap kali membeli, melihat dan melahap roti komplit. Mungkin roti ini tak lagi sepopuler puluhan tahun lalu, maklum sekarang banyak sekali roti dan makanan moderen lainnya. Bahkan suami saya saja sering bilang gini “ ini sudah 2017 Dini kok belum bisa pergi dari roti komplit sih”. Meski ngomel-ngomel tetap saja dia baik kalo istrinya minta dibeliin roti berlapis kacang,susu dan srikaya ini pasti di beliin juga.
Mungkin roti ini tak lagi populer, tak lagi seenak dulu dan dianggap makanan yang jarang di bawa sebagai tentengan atau buah tangan saat berkunjung kerumah saudara, juga melihat rekan kerja yang sedang sakit.  Tetapi bagi saya ROTI KOMPLIT itu istimewa dan cerita dibaliknya benar benar lengkap dan komplit.
Saat hamil anak pertama roti komplit adalah makanan pertama yang dinginkan bahkan sampai terbawa mimpi. Anak kedua dan ketiga pun juga. Meski masih banyak  di kawasan rumah kami yang jual, tetapi roti komplit yang ingin dan dirindukan untuk dimakan iyalah roti komplit di kawasan 16 Ilir Palembang, tepatnya itu seberang masjid Agung. Kenapa harus yang itu dan kenapa juga inginnya yang dikawasan itu. Dulu tahun 80 an penjual roti komplit banyak sekali berada di kawasan ini, jadi seandainya habis berbelanja disekitaran pasar 16 Embah Kakung saya selalu meyempatkan membeli roti  untuk cucu kesayangannya, dulu roti komplit termasuk makanan istimewa selain martabak bangka. Sebagai cucu satu satunya, apapun yang diminta selalu di kabulkan. Bahkan karena sering memesan roti komplit si mamang penjual sangat hafal, jadi kalau Embah Kakung saya beli, dia menambahkan lebih banyak  taburan kacang dan srikayanya. Bagian tengah adalah bagian yang paling aku suka, jadi Embah selalu menyisihkan bagian tegah, dikumpulkan dalam satu wadah, sementara bagian lainnya untuk bulek dan paklek saya, kebetulan saat itu mereka masih muda dan remaja, mereka sebagai anak tidak perotes kepada bapaknya, dan mengerti kalau keponakannya selalu menyukai bangian tegah saja.
Roti komplit juga memiliki kenangan tersendiri antara ayah dan anak. Saat kuliah dulu saya juga bekerja paruh waktu sebagai SPG dan penyiar radio. Saat terima gaji pertama, saya senang sekali dan telfon ayah, saya ingin sekali gaji pertama saya bisa dinikmati semua keluarga. Saking senangnya saya langsung telpon ayah dan tanya mau dibeliin apa, eh siaya jawabnya gini “ beliin ayah roti komplit aja Nong”. Itu katanya. Ayah saya emang selalu panggil saya Nonong dri dulu sampai saya setua ini, bahkan ia lupa kalau nama saya sebenarnya itu Novita Candra Taslian Dini. Hehe pernah dulu ada temen kulaih cowok telpon kerumah terus nanya gini “ asalamualaikum pak, Novitanya ada”, eh ayah saya jawab “ siapa Novita, maaf nak salah sambung disini ngak ada nama Novita”. Pas telpon sudah di tutup dia baru sadar kalau anak kesayangannya itu bernama Novita , terus dia bilang gini “ Nong tadi ada temen kamu telpon, tapi ayah lupa nama kamu Novita jadi ayah bilang salah sambung, dan saya juga lupa nanya nama yang telpon tadi siapa”..hadeeeeh si Ayaaah.
Banyak sekali sebenarnya yang ingin di ceritakan disini, tapi sebelum mengetik si air mata pakek acara jatoh ke pipi, padahal orak baru aja mau inget masa lalu...
Heeeeeem....Semoga tenang di surga Embah Kakung dan semoga ayah selalu sehat selalu, dan panjang umur.