Tiba-tiba aku terkejut ketika
teman dikantor menepuk pundak dan bertanya pakah saya sakit, dan meminta saya
untuk pulang jikalau memang tidak sanggup untuk bekerja hari ini. Saya menggelengkan kepala, dan menjelaskan
kalau saya sedang tidak sakit, hanya saja hari ini tiba-tiba hati merasa sedih,dan air
mata menetes karena rindu masa lalu. Masa
dimana semua orang saling bermusyawarah untuk mendapatkan sebuah mufakat, tanpa
ada kekerasan, tanpa ada menyinggung golongan ras hingga agama tentuntu.
Saya bertanya kepada teman saya,
sambil menunjukkan foto hitam putihnya Presiden Soeharto dilayar komputer meja
kerja. “ apakah kamu membenci orang ini,
apakah kamu marah sama orang ini, dan apakah kamu kecewa selama dia memimpin
Indonesia” . “ tidak, saya rindu orang ini, saya benar-benar mencintai orang
ini” jawabnya.
Ribuan orang membenci mu, tetapi
saya yakin jutaan orang di bumi pertiwi ini, dihatinya masih mencitai dirimu. Tak
penting bagiku engkau dianugerahi gelar pahlawan atau tidak. Karena bagiku engkau
adalah pahlawan bangsa sesungguhnya.
Aku masih kecil, belum begitu
mengerti soal isu politik atau apalah, saat engkau memimpin bangsa ini . Tetapi aku hanya merasakan keindahan dan
kedamaan yang luar biasa di masa itu. Banyangkan orang tua kami dulu tidak
seperti kami saat ini, takut akan segala hal. Orang tua kami dulu membiarkan anak-anaknya
bermain kesana kesini untuk menikmati masa kecil yang sesuguhnya. Sementara kami
saat ini menjadi orang tua yang penakut, sehinggai harus memenjarakan naluri
bermain anak-anak kami. Jujur kami takut anak kami terlambat pulang sekolah,
kami takut anak kami jalan kaki bila pulang sekolah, kami takut anak-anak kami
bermain kerumah teman tanpa ada pengawasan. Dan kami takut begal yang mengintai
dimana –mana. Dan orang-orang jahat yang siap membahaykan anak-anak kami.
Saya tau dulu banyak orang
miskin, tetapi bisa jadi tidak sebanyak dan semiskin sekarang. Dulu banyak orang tak berharta, tetapi mereka
tidak serakah hingga harus merampas hak orang lain. Saya ingat sekali, dulu di kampung saya hanya
ada tiga orang yang memiliki motor, tetapi mereka yang tidak punya, tak berniat
mencuri motor kami, padahal kami meletakkan di depan rumah berhari hari, tak
perlu kunci pengaman sana sini. Yang ada ketika Bapak saya lupa mengambil kunci
motor, malah orang yang melihatnya justru mengetuk rumah kami dan memberitahu
kalau kuncimotor kami tertinggal, bayangkan mereka tidak berniat mengambil,
sekarang setiap orang memiliki motor dirumahnya bisa jadi ada dua atau tiga
motor, tetapi kita harus was was bila lupa mengunci motor apalagi meninggalkan
motor kita di halaman rumah. Sebab banyak sekali orang orang berkeliaran di
luar sana yang siap mencuru motor kita kapanpun.
Enggau dianggap orang melanggar
HAM, tetapi bagiku apa yang kamu lakukan adalah bentuk sebuah penyelamatan. Engkau
dianggap memperkaya diri sendiri, tetapi bagiku apa yang kamu miliki adalah
sebuah kewajaran. Liatlah saat ini, siapa yang korupsi dan siapa yang berteriak
korupsi, karena bagiku keduanya samar, keduanya seperti sebuah kalimat “ Basa
Basi”.
Aku merindukanmu Presiden
Soeharto..Presiden yang memang mencintai Indonesia , yang bersedia berjuang
untuk Indonesia. di tanganmulah bangsa ini di hargai negara lain, di taganmulah
bumi Pertiwi dan rakyatnya ini memiliki Harga Diri...NKRI Menjadi Hargamati, Pancasila
Kami Junjung Tinggi. Dan Bendera Merah Putih Kokoh Berdiri...
Tenanglah engkau di syurga Bapak
Presiden....doa kami selalu menyertai mu...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar