Lagu Sam Smith , im not the only one,
saat ini benar-benar menjadi lagu wajib untuk aku dengar setiap hari, dan
setiap kali aku mendengarnya setiap kali juga aku menangis. Dari situ aku tau, kalau menikah tidak cukup dengan lelaki yang baik, begitu juga sebaliknya
tidak cukup dengan memiliki cinta, tetapi keberuntungan wanita yang sesunguhnya
bila ia mendapatkan lelaki yang baik dan
mencintai.
Tidak pernah terfikirkan oleh diriku akan menikah dengannya, lelaki yang seharunya menjadi suami
sahabatku, atau suami dari wanita lain.
Entah apa yang merasuki diri kami berdua, sehingga melakukan hal
yang tak pantas dilakukan saat kami remaja.
Sejak saat itu aku menjadi remaja yang murung, menjadi tidak suka
bergaul, dan lebih banyak mengurung diri di kamar. Rupanya hal tersebut membuat Kevin merasa
bersalah dan ia berjanji akan bertanggung jawab atas apa yang ia lakukan.
Tiga tahun
setelah kejadian itu kami seperti kekasih, nonton film saat malam minggu,
saling memberi kabar melalui sms, dan bercerita masa depan, padahal kami berdua
tidak pernah tau kapan tanggal jadian pacaran bahkan tidak pernah merayakan
tanggal iistimewa seperti teman-temanku. Kevin adalah lelaki yang baik, meski secara penuh tidak begitu mengenal
pribadinya, dengan tingkahnya yang acuh, tapi aku tau kalau ia adalah lelaki
yang sempurna untuk masa depan kehidupan, dan ayah yang baik bagi anak-anak ku.
Dua tahun kami sudah mengarungi kehidupan rumah tangga, hasil cinta belum
juga hadir menambah kebahagiaan pernikahan kami, meski demikian Kevin tidak
pernah berubah sikapnya, ia tetap menjadi suami yang baik. Akhirnya apa yang aku minta dalam setiap
sholat malam ku datang juga, tepat di tiga tahun pernikahan kami. Tidak berhenti diri ini bersyukur, lelaki
kecil tampan akhirnya ada dikehidupan kami.
Keanu memang benar-benar membuat Kevin menjadi seorang ayah yang menambah
sepurna kebaikannya, setiap pulang kerja anak adalah tempatnya mencurahkan
kerinduan, bermain bersama, bergulat terkadang lupa waktu untuk makan malam. Melihat pemandangan itu, aku semakin cinta
dengan nya, terkadang aku berfikir dalam hati, bahwa Kevin adalah suami yang
ditakdirkan Tuhan dengan cara yang istimewa untuk diriku.
“Shintaaaaaaaa, astagaaa ini bener kan Shinta”. Wanita didepanku menujukkan wajah heran dan memegang dua pundakku
dengan sekantong penuh belanjaan di tangan sebelah kananya. “ ya aku Shinta,
ini siapa ya”, tanyaku dengan nada heran, karena jujur aku benar-benar lupa dia
siapa. Setelah panjang lebar wanita itu
menjelaskan, akhirnya aku menjerit dan aku tau kalau wanita sexy yang tepat di
depan ku adalah Claudia temanku SD, hanya sekarang cantik sekali, kulitnya yang
dulu hitam kini lebih terlihat kuning, giginya yang berantakan sekarang sangat
rapi, dan menambah sempurna senyumnya.
“ maaf Claudia, aku benar-benar
lupa, abis kamu cantik sekali”, kataku, karena memang dia sekarang benar-benar
berubah 360 derajat . Tiga jam tak
terasa bercerita panjang melepas rindu, sampai akhirnya kami saling bertukar
nomor, dan berjanji untuk saling mengubungi dan bertemu lagi.
“ ini pasti Kenau ya, cakep beneer, umur berapa sekarang?”, Claudia tampak
sangat senang sekali dengan anak ku, dia memangkunya, menciumnya, dan
memberinya cokelat, Keanu juga tanpak begitu nyaman dengan Claudia, terlebih cokelat
kegemarannya kalau habis selalu ditambah dengan wanita yang dipanggilnya Tante
Cude. “ rumah kamu nyaman Shin, sudah berapa lama kamu tinggal disini”tanya nya. Claudia memeriksa semua ruangan di rumahku, sampai
akhirnya ia terhenti tepat di ruang tengah rumahku yang tidak seberapa besar,
tetapi cukup nyaman untuk dijadikan tempat ngobrol dan ruang keluarga, jendela
yang besar membuat ruangan ini menjadi dingin. “ini suami kamu” dia bertanya ketika
berhenti di foto besar keluarga ku, dengan tatapan yang lama dan tajam di foto
itu. “ ya itu suami ku, Kevin namanya” jelasku, tapi Claudia memiringkan bibir
dan mengangguk kecil, terus berlalu, dia tidak seperti kebanyakan teman-temaku
yang lain, kalu main kerumah dan melihat foto suami ku selalu bilang tampan, cakep,
dan terakhir yang tidak pernah lupa, adalah pertanyaan inti, yaitu , kerja dimana, tetapi Claudia tampak biasa
aja. Entahlah aku senang sekali bisa
bertemu dengan Claudia lagi, maklum sejak Kevin pindah tugas di sini, aku hampir
tidak memiliki sahabat, yang ada adalah teman-teman baru, komunitas arisan atau
ibu rumah tangga sekitar rumah. Tepat pukul
lima sore, Claudia pamit pulang, tapi dia hanya mencium Keanu yang tertidur
pulas,” ak pulang ya, entar kalo aku ada waktu dan kerjaku enggak begitu padat,
aku kesini lagi ya, salam buat Keanu dan suami mu”, dia pamit setelah mencium
pipi kanan dan kiriku, kebetulan sekali, saat ia hendak keluar Kevin pulang
kerja, dan mereka saling membuka kaca mobil, dan masing-masing memberi senyum
seperti saling menghormati. Kevin tanpak sedikit kecewa, sore itu maklum jagoan kecilnya tertidur pulas, jadi
tidak bisa main peluk-pelukan, dan adu jotos.
Seperti biasa setiap pergi kerja, Kevin selalu cium keningku dan mengusap
rambut Keanu sampai berantakan, terus adu tos, baru berangkat kerja, tugasku
seperti biasa, sebagai ibu rumah tangga, ketika suami kerja, langsung ke pasar,
masak, dan beres-beres rumah, siang sedikit beri anak makan, nidurin, sore
mandiin , dan menyambut suami pulang kerja , makan bareng, terus tidur. Itulah pekerjaanku setiap hari, aku menikmati
itu sebagi anugrah yang luar biasa, tidak ada yang aku keluhkan, sebagi wanita
aku merasa sudah sempurna, menikah ,memiliki suami yang tampan dengan pekerjaan
yang mapan, juga anak yang tak kalah tampan seperti ayahnya.
Sudah menjadi kebiasaan bila malam sabtu Kevin akan tidur larut malam,
menonton tv, atau DVD, tanpa takut bangun kesiangan, maklum hari sabtu dan
minggu, kantornya libur. Malam itu aku
melihat dia menikmati sekali film yang di tontonnya, sampai aku tidak tega
untuk menggodanya, dan seperti biasa dia juga tidak akan menggodak ku karena
sudah kebiasannya langsung tidur.
Lama tidak bertemu Claudia, akhirnya kami memutuskan untuk makan siang
bersama, di salah satu cafe yang sudah ia pesan, katanya itu cafe temannya, dan
dia terbiasa nongkrong di situ bersama teman-teman sosialitanya. Meski sebagai ibu rumah tangga yang jarang
sekali menghabiskan waktu diluar, aku merasa tidak canggung, terlebih ketika
bertemu dengan teman-teman Claudia yang cantik-cantik dan keren. Claudia memang
sosok yang menyenangkan, ia memperkenalkan aku dengan teman-temannya, meski aku
lebih banyak diam, dan mendengar cerita mereka, tapi aku merasakan kumpul dengan
teman-teman ternyata asik juga. Kebetulan
setiap hari kamis Keanu mengikuti sekolah belajar, disitu seminggu sekolahnya
hanya satu hari, dari jam 10 pagi, sampai jam 4 sore, jadi aku memiliki waktu
yang luang untuk kumpul-kumpul. Satu persatu
teman Claudia pamit , tinggal kami berdua, disitu kami ngobrol banyak, sampai
akhirnya Claudia mengatakan bahwa dia sudah menjanda sekitar lima
tahun, dan dia tidak memiliki anak. Setelah
petemuan pertamaku dengan Caludia sampai ia bermain kerumah ku, dan kami
bertemu di cafe, aku memang tidak pernah menanyakan masalah pribadinya, karena
aku memang dari dulu sudah di ajarkan orang tua ku tidak boleh bertanya terlalu
mendalam ketika bertemu dengan sahabat lama, jadi aku terbiasa hingga dewasa
untuk tidak melakukan itu. Claudia yang
membuka semua ceritanya tanpa sedikitpun aku bertanya, sampai akhirnya ia
bercerita kalau ia bercerai dengan suami, karena dia tau, bahwa suaminya
sudah menikah lagi dengan wanita lain dan memiliki anak, karena Claudia merasa
mampu menghidupi diri sendiri dari pekerjaannya, akhirnya ia memutuskan cerai,
dan suaminya mengabulkan, setelah bercerai , Claudia mendapat kabar bahwa suaminya meninggal, dan harta suaminya diberikan kepada istri barunya.
Sebelum kami memutuskan untuk pulang, Claudia bertanya
apakah aku percaya kepada semua kegiatan suami ku, tentu saja aku jawab ia,
sebab aku melihat Kevin adalah sosok lelaki dan suami yang baik, pulang kerja
tepat waktu, bila ada pekerjaan tambahan ia selalu mengabari, dan ketika pulang
kerumah langsung bermain dengan Keanu, rasanya tidak pantas bila aku tidak
percaya dengan suami ku.
Hari minggu Claudia menelfon dan mengatakan apakah ia boleh main kerumah
ku, ya tentu saja ak jawab boleh, karena jujur aku merasa sangat-sangat senang
dikunjungi Claudia, kebetulan sekali hari minggu Kevin libur, dan aku berencana
untuk memperkenalkan mereka, aku ingin sabahatku menjadi sahabat suamiku juga.
“ mas ini Claudia, temen SD ku,yang waktu itu aku ceritaan ke kamu”, Kevin
menjabat tangan Claudia, dan kami duduk di ruang tengah sambil minum teh
hangat. Aku ijin meninggalkan mereka berdua, soalnya Keanu yang sedang tidur
siang sedikit terbangun, aku berusaha menidurkan kembali. Sekitar 10 menit aku meninggalkan mereka
berdua, dan ku lihat Claudia tampak cepat akrab dengan suami ku, aku merasa
senang sekali, sebab kalau Kevin menyukai Claudia, tentunya ia akan mengijinkan
aku keluar jalan bersama sahabat ku.
Dua minggu selepas pertemuan Claudia dan suamiku, entah mengapa sebelum
tidur, Kevin bertanya, apakah aku sering telfon-telfonan dengan Claudia, dan
aku jawab sering, Kevin hanya senyum kecil, dan mengambil selimut, mematikan
lampu kecil di sebelah tempat tidur,
terus tidur, aku hanya tersenyum dan mencium pipinya.
Entahlah, pagi itu tiba-tiba saja aku teringat perkataan Claudia, apakah aku
mempercayai suami ku. Aku merenung
sejenak, apa yang harus aku curigai dari Kevin, dia suami yang baik, ayah yang
baik, apalagi yang kurang darinya, terlebih masalah keuangan, bisa dikatakan
semua gajinya ia berikan kepada ku.
Lamunanku terhenti tiba-tiba, ketika mendengar
suara HP , aku kenal nadanya, ya benar
sekali, ketika aku cari ternyata itu HP suami ku, aku menemukannya persis di
depan pintu depan rumah, mungkin terjatuh , aku coba lihat siapa yang menelfon,
aku mencoba untuk mengangkat dan mengatakan bahwa HP suamiku tertinggal,
takutnya penting, apalagi di layar itu tertulis nama Pak Suprianto. “ ya pak Supri maaf HP suami ku tertinggal, ada yang bisa saya bantu, atau saya
sampaikan pensannya”, aku langsung nyerocos maklum takut urusan penting. “ halo
ini siapa ya”, orang itu bertanya balik, dan aku sedikit heran, namanya Pak
Suprianto kok suaranya perempuan. “ saya istrinya pak eh mbak, HP suamiku
tertingga”, jelasku , tapi tiba tiba suara di ujung telfon itu menghilang. Tidak
ada perasaan curiga sedikitpun, karena aku fikir wanita itu adalah sekretaris
pak Supri. Tampa mengecek semua isi di dalam HP suami ku, tiba-tiba aku memiliki
perasaan tidak enak, naluriku sebagai perempuan hari itu merasa terganggu, dan
ingin tau. Aku mencoba mengambil HP pribadiku,
dan aku coba memencet tombol sesuai nomor yang bertuliskan nama Pak Supri. Betapa terkejutnya aku , mengapa nomor itu
ketika menggunakan HP ku namanya menjadi Claudia, dan perasaanku semakin tidak
karuan, terlebih Claudia tidak menganggkat telepon panggilan dariku, dan ini
tidak pernah terjadi sebelumnya, karena biasanya Claudia langsung respon bila
aku yang meneleponnya.
Kedua tangannku masih mengenggam HP, kembali aku menelepon Claudia, dan
masih tidak ada respon, malah di ujung telfon terdengar nada sibuk. Aku
terduduk lemas, fikiranku berkecambuk, ingin tau ada apa, terlebih Claudia baru
satu kali yang benar-bernar ngobrol bareng suami ku, apa mungkin mereka bisa
secepat ini akrab, aku ingin tahu. Selama aku menikah aku belum pernah sekalipun memeriksa isi HP suami ku, karena
aku mengaggap hal itu sesuatu yang pantang aku lakukan, tetapi kali ini aku
mencobanya. Tuhan semakin terkejutnya aku, alangkah banyaknya sms dari nama
Pak Suprianto di HP suami ku, aku memberanikan diri membaca satu demi satu sms
itu. Jantungku berdegub kencang, tiba
tiba rasanya kepala ini terasa berat, dan air mata keluar begitu saja tanpa aku
minta.
Sore itu Kevin pulang ia sama seperti biasa, langsung bermain dengan
Keanu. Sepertinya dia juga tidak ada
perasaan yang aneh dengan diriku, padahal sore itu aku tidak menyambutnya dan
tidak makan malam bersama dengannya. Dua hari berlalu, aku menujukkan sikap acuh kepada Kevin, aku ingin ia
bertanya ada apa dengan diriku, tetapi yang aku tunggu tidak datang juga, Kevin
masih cuek. Akhirnya sebelum tidur seperti biasa bila esok hari akan libur,
Kevin tidur larut malam, aku memanfaatkannya dengan bertanya , siapa Pak
Supri. Betapa sedihnya aku, Kevin hanya
diam, senyum dan mengatakan kalau bukan siapa-siapa, padahal sudah sangat jelas
ada kejanggalan bahwa itu Claudia. Aku
mecoba menarik tubuh Kevin yang akan mulai merebahkan tubuhnya dan berbalik memunggungiku
untuk tidur. “ sejak kapan kamu berhubungan dengan Claudia “ tanyaku
kepadanya. Akhirnya Kevin mengurungkan
tidurnya dan menatap diriku . Aku meminta
Kevin untuk jujur dengan ku, soal salah satu sms dari Claudia yang mengatakan “apakah
nikmat sore itu”. Kevin hanya terdiam
lama untuk tidak menjawab pertanyaan
itu, dan akhirnya ia menjawab, setelah aku memaksa.
Malam itu rasanya aku ditikan belati, tak kuat aku menahan apa yang sudah
Kevin lakukan, aku merasa selama ini dibodohi, aku dianggap sebagai istri yang
hanya berfungsi untuk menjaga rumah dan anak, dan pemuas nafsu sexnya ketika
dia membutukan, aku hanya pelengkap. Jujur aku benar-benar merasa
di khianati oleh mereka, perasaanku yang begitu polos ternyata dimanfaatkan,
aku benci Kevin aku benci Claudia.
Meski aku kehilangan kepercayaan kepada suamku, dan kecewa atas sikapnya,
sebagai seorang Istri aku menjalankan tugas-tugasku seperti biasa, membuatkan
sarapan, menyiapkan baju kerjanya, intinya tetap melakukan hal yang sama, yang
membedakan adalah perasaan, dulu melakukannya dengan iklas, sekarang melakukan
karena kewajiban. Yang paling membuat aku semakin benci, meski aku menujukkan
sikap marah dan cuek terhadapnya, Kevin tidak ada respons sedikitpun.
Hari berganti minggu, minggu berganti bulan, setelah malam itu, aku merasa
semakin jauh dengan Kevin, pernah ia pulang larut malam,tanpa kabar, dan ketika
pulang seperti biasa, tanpa penjelasan, aku juga tidak berusaha untuk
bertanya. Dan sejak kejadian Hp yang
tertinggal aku juga tidak pernah bertemu apalagi saling telepon dengan
Claudia. Sekarang aku merasa sendirian
dikota rantauan, setiap hari setelah Kevin pergi kerja aku selalu merasa ingin
pulang ke rumah orang tua, tetapi untuk apa, toh rumah ku dikampung halaman juga
sudah tidak ada siapa-siapa lagi, ayah ibuku seudah menghadap yang kuasa. Jujur aku merasa sendiri, rasanya tidak ingin
bertahan bila tidak ingan Keanu.
Entah angin apa yang membuat Kevin memeluk tubuhku , mencium, dan kami
melakukan hubungan suami istri yang sudah sangat lama tidak kami lakukan. Aku tetap melayani meski tidak ada perasaan
dan sepertinya Kevin juga tidak megitu memperdulikan, ketika ia puas ia juga
langsung tertidur. Melihat Kevin
tertidur pulas, aku melihat Keanu yang juga tertidur pulas dikamarnya, aku
tidak langsung melangkahkan kaki ke kamarku, aku memilih untuk duduk sendiri di
ruang tengah, sambil menghidupkan tv dan mencoba untuk merokok, hisapan demi
hisapan terasa nikmat dan menenangkan.
Bersamaan asap yang keluar, fikiranku hatiku merasa sakit , dan sangat
membenci Kevin juga Claudia, aku membayangkan apa yang mereka lakukan berdua
tanpa aku, apa yang mereka lakukan disore itu.
Akhirnya aku mengingat semua yang sudah terjadi, mulai saling memberi
senyum saat berpapasan ketika Claudia pertama kali berkunjung kerumah ku,
mengenang saat mereka berdua ngobrol dirumahtu tanpa aku, Tuhan aku merasa
dibodohi suami dan sahabatku.
Aku melihat jam malam itu pukul 2 , ketika aku ingin kembali ke kamar
tidur, aku melihat Kevin menuju ke arahku, dan dia memintaku untuk duduk,
karena ada yang ingin ia bicarakan. Aku langsung
duduk dan tidak sabar ingin mendengar apa yang ia sampaikan. Kevin menarik nafas panjang, sampai akhirnya
ia berani mengatakan kalimat “maaf kalau sudah mengecewakan diriku”. Aku hanya
senyum tipis, tetapi hati ini bergejolak, aku meminta Kevin untuk jujur kepada
ku. Lebih dari 8 batang rokok aku hisap
malam itu, aku menerima semua asap yang masuk ketenggorokanku dengan iklas
meski membuatku batuk, begitu juga aku menerima cerita Kevin ke hatiku meski
rasanya sakit.
Aku memutuskan untuk kekamar
duluan, aku katakan bahwa aku mengantuk, Kevin mengijinkan dan sepertinya ia
memilih untuk tidur diruang tengah. Jam menunjukkan pukul 4 pagi, tetapi mata
ini benar-benar tidak ingin terpejam, yang ada hanyalah ingin mengeluarkan air
mata. Betapa sedihnya aku, ketika Kevin
mengatakan bahwa selama ini dia tidak pernah sedikitpun mencintai aku, ia
menikahi aku karena tidak ingin merusak masa depanku karena perbuatannya saat
remaja dulu. Kevin benar-benar lelaki
yang baik, ia sangat bertanggung jawab, sayangnya ketika menikahi aku, ia hanya
bermodal lelaki baik, tanpa tambahan mencintai. Sejak pengakuan Kevin bahwa dia tidak mencintai ku, hatiku benar-benar
hancur, tetapi berusaha untuk tegar, karena ada Keanu yang harus aku urus, dan
Kevin memang lelaki yang baik, bahkan meski ia berselingkuh dibelakangku, ia
mengatakan bahwa tetap ingin menjagaku dan Keanu.
Semenjak aku memutuskan untuk mengakhiri rumah tanggaku bersama Kevin, aku
belum bisa juga melupakan apa yang sudah terjadi antara suami dan sahabatku,
kebencian terus ada di dalam fikiran dan hatiku, padahal dua tahun sudah aku
kembali kekota kelahiranku, dan tinggal berdua bersma Keanu, aku juga berusaha
mandiri tidak meminta Kevin membiayai kehidupan kami, karena dengan penghasilan
menjaitku meski tidak seberapa aku merasa cukup. Keanu sekarang sudah mandiri, sekarang ia sudah TK, kadang kadang sedih
juga ketika ia bertanya soal ayahnya, dan bilang kangen ke ayahnya. Susah juga untuk menjelaskan apa yang telah
terjadi dengan kami, paling ketika Keanu bertanya, aku hanya bilang kalau
ayahnya kerja jauh, dan pulangnya lama.
Seperti biasa jam 9 pagi aku pulang kerumah dari mengantar Keanu sekolah,
sesampai dirumah betapa terkjejutnya aku ketika melihat Claudia sudah berdiri
di depan rumahku. Aku langsung
membalikan badan dan berencana meninggalkannya, tetapi panggilan Claudia membuat
aku berhenti melangkahkan kaki. Ingin
rasanya aku memukul wajah busuknya, wajah kepura-puraan. Tapi untung aku bisa menahan emosi, dengan menarik
nafas panjang, dan aku berusaha bersikap baik meski hati ini sangat benci
sekali dengannya.
“ kenapa kau kesini, kamu tau dari mana kalau aku ada di sini” tanyaku
kepadanya dengan muka yang menunjukkan rasa ketidak sukaan. Claudia hanya terus tersenyum tipis, senyum
yang menurutku sama sekali tidak manis, berbeda dengan senyum yang aku temui
beberapa tahun yang lalu. “ Kevin memberikan
alamat ini kepada ku” jelasnya. Rasanya
ketika bibirnya mengeluarkan kalimat Kevin, ingin aku meninjunya, tapi lagi-lagi aku tahan. Akhirnya Claudia membuka omongan dengan kalimat maaf, ia
meminta maaf atas perlakuannya terhadapku, ia tidak bermaksu menyakiti hati
ku. Ohh ketika dia bilang tidak
bermaksud menyakiti hatiku, langsung mendidih darah ini . “ apa tidak bermaksud
menyakiti hatiku, kamu pikir apa, yang sudah Kevin lakukan itu benar-benar
membuat aku hancur, terlebih lagi kamu, yang aku anggap sahabat, justru bermain
dan mendukung perbuatan suami aku, manusia macam apa kalian berdua” aku berbicara
dengan sangat lantang, aku benar-benar sangat marah. Claudia menangis dan memintaku untuk tenang. Banyak yang ia ceritakan tentang Kevin, sampai
pada akhirnya aku terdiam saat Claudia menunjukkan puluhan foto Kevin dengan
satu wanita cantik, aku menangis, ternyata wanita yang bersama Kevin bukan
Claudia , ternyata wanita lain. Belum puas aku membolak balik puluhan
foto suamiku bersama satu orang wanita berambut pendek , tiba-tiba Claudia menunjukkan satu foto, yang isinya wanita yang bersama suamiku, tetapi fotonya bersama
seorang laki-laki lain, dan lelaki itu menurut Claudia adalah suaminya. Ya Tuhan aku
terdiam , menyenderkan punggungku ke kursi,
tetapi tidak bisa berkata apa-apa, ternyata aku salah soal Claudia, aku pikir
dialah wanita yang menghancurkan rumah tanggaku, tetapi ternyata rumah
tangganya juga hancur oleh Kevin. Kevin meminta kekasihnya
wanita yang difoto itu, untuk mendekati suami Claudia, dan meminta wanita itu
memeras harta suami Claudia. Astaga, aku benar-benar tidak menyangka apa yang
sudah Kevin lakukan, tidak terbayangkan sekali dalam benak ini, kalau Kevin
memiliki sifat yang serakah, apalagi waktu menjadi suamiku ia sangat baik,
menunjukkan sikap lelaki yang sempurna, dan menafkahi aku dengan memberikan semua
peghasilannya perbulan untuk aku dan kebutuhan rumah tangga. “Pantas selama ini
ia memberikan semua penghasilannya kepadaku, ternyata ia memiliki peghasilan
yang lain” ungkap ku kepada Claudia. Aku
tak kuat melihat sahabatku yang ternyata sama hancur hatinya dengan ku. Akhirnya ia menjelaskan kepada ku, bahwa sms
yang aku baca ternyata adalah pertanyaan Claudia utuk Kevin, perihal
hubungannya dengan wanita yang merusak rumah tangga dirinya. Menurutnya sudah lama ia ingin memberi tahu
perihal ke kelakuan Kevin terhadapku, tetapi ia saat itu ia belum cukup bukti,
sampai akhirnya ketika aku tak lagi dengan Kevin, ia bisa melihat dengan
leluasa kebebasan Kevin bersama wanita tersebut. Terlebih ketika suami Claudia meninggal dan
aku bercerai dengan Kevin, membuat dua manusia bejat tersebut seperti pasangan
kejahatan yang sempurna. Ku peluk erat Claudia saat ia pamit pulang, aku
meminta maaf atas tuduhanku selama ini, dan memintanya untuk sering berkunjung
kerumahku. Setelah Claudia berlalu,
akhirnya aku teringat kembali pertanyaannya waktu itu apakah aku percaya
suamiku.
“mbak kok melamun” tanya seorang gadis, aku tersentak . “ mbak baju
kebayaku sudah jadi kan” tanyanya lagi. “oh ya
kebaya itu kan, sudah sudah, yuk ambil di dalem”. Aku melihat raut wajah
gadis itu sangat gembira, terlebih ketika mencoba kebaya putih yang akan ia
kenakan untuk akad nikahnya. “mbak nanti
jangan lupa ya datang diacara pernikahanku” pintanya. Aku hanya tersenyum dan
mengangukkan kepala. Sambil membenahi sedikit kebaya yang ia pakai, tanpa
sengaja aku mengatakan “semoga engkau mendapatkan suami yang bukan hanya baik,
tetapi memiliki cinta kepada mu”. Gadis itu tersenyum, “ insyaalah mbak”
katanya.