Minggu, 06 Juli 2014
Mari Mengenal Dan Lestarikan Bahasa Palembang
Kota ku kini Cantik,Indah dan semakin Maju, tetapi sayang aku menilai ada kemunduran dari kemajuan kota ku, yaitu "Bahasa Daerah". Saat ini semakin hari semakin berkurang yang menggunakan bahasa Palembang, bahkan di perkampungan Palembang ada beberapa warga Palembang asli yang menggunakan bahasa Indonesia , terutama ketika para orang tua berkomunikasi dengan anak-anaknya yang masih kecil , "Nyimas Kamu Mau Kemana", ujar salah satu ibu muda kepada gadis kecilnya yang berusia 7 tahun, yang beberapa waktu lalu aku dengar , ketika aku bertandang ke salah satu rumah sahabatku di kawasan Seberang Ulu. Aku menyayangkan bahasa Palembang tidak di gunakan oleh ibu muda itu kepada anaknya, bukan berarti aku membenci bahasa Indonesia. Aku hanya beranggapan mengapa mereka warga keturunan asli Palembang, kok tidak mengenalkan bahasa daerah nenek moyang mereka kepada anak-anaknya sejak kecil, bukankah anak-anak itu yang nantinya memperkenalkan dan menjaga budaya dan bahasa daerah mereka ketika besar kelak agak tidak hilang di telan zaman.
Setelah mendengar ibu muda itu menggunakan bahasa Indonesia kepada anaknya, akupun bertanya kepada sahabatku , yang kebetulan dia juga keturunana Asli Palembang , soal minimnya bahasa Palembang saat ini di gunakan oleh para ibu muda kepada anak mereka, " baso Plembang kan agak kasar, kadang kurang enak be kalo semisal budak-budak kecik bebaso Plembang medok, kalo pakek baso Indonesia kan cak keren itu, cak anak uwong kayo yang bependidikan", jelas temanku. Mendengar penjelaskan temanku, aku sedikit kurang sependapat, menurutku mengapa harus malu dengan basa daerah sendiri, justru yang seharusnya ada adalah perasaan " bangga" dengan bahasa nenek moyang, dan harus dilestarikan. Bahasa Indonesia memang bahasa negara kita yang tercinta, tetapi perlu di ingat, bahasa Indonesia selalu digunakan dan di dengar hampir di semua tempat, dan juga bahasa Indonesia adalah salah satu mata pelajaran wajib di sekolah, jadi jangan pernah takut anak-anak tidak mengenal bahasa Indonesia.
Akhirnya akupun mengulangi bahasa yang disebutkan ibu muda itu kepada temanku , dan meminta temanku untuk mengganti dengan basa Palembang, “ Nyimas kamu mau kemana”, ternyata bahasa Palembangnya Inggilnya “Nyimas ayun kepundi”, sementara bahasa Palembang biasa “Nyimas nak kemano”. Dan akupun mengatakan kepada temanku, semoga bahasa Palembang yang kita gunakan saat ini tidak hilang ditelan zaman seperti bahasa Palembang Inggil, agar terus terjaga, kuncinya adalah di kita para orang tua untuk memperkenalkan kepada anak-anak, dan menanamkan rasa bangga juga cinta bahasa daerah. Seperti orang Jawa, Sunda dan Medan atau daerah lainnya, yang selalu menggunakan bahasa daerah mereka kepada anak-anak, dan selalu bangga memperkenalkan bahasa daerahnya ke semua orang. Aku lahir di Palembang, tetapi aku keturunan Jawa dan Padang, meski demikian aku berharap, bahasa Palembang lebih dikenal lagi, bahasa Palembang lebih di lestarikan lagi, agar semua orang tidak mengenal Palembang dengan Pempek saja dan sebutan “ Wong Kito Galo” , tetapi mereka juga akrab dengan bahasa Palembang, seperti kita akrab dengan bahasa Jawa atau bahasa lainnya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar