Ceritanya
hari ini , Senin (21/12/2016) saya dan rekan menemani pimpinan ke kantor Imigrasi Kelas 1
Palembang, kebetulan pimpinan saya akan pergi raker ke negara tetangga. Seperti biasa kantor itu selalu ramai. Karena macet panjang dan datang hampir
mendekati pukul 12 siang, pimpinan saya tidak mendapatkan nomor antri, tetapi
diminta petugas untuk mendaftar dengan cara online. Sembari
menunggu pimpinan yang mondar mandir menemui teman sesama jaringan perusahaan,
saya baca semua pengumuman-pengumuman kecil yang tertempel di dinding. Tak lama kemudian saya melihat
dari kejauhan sesesok perempuan berambut lurus hitam panjang, berkulit putih
membawa satu anak laki-laki berbincang cukup lama dengan satpam yang berdiri di
depan pintu. Tidak ada yang aneh dari
mereka, hanya saja saya melihat sedikit raut wajah kesal di perempuan tersebut,
saya pikir perempuan itu kesal karenan tidak dapat nomor antri seperti boss
saya yang kesiangan. Tidak lama dari
situ saya mendengar salah seorang ibu berusia sekitar 54 tahun berbicara
seperti ini “ salahnya sendiri kenapa pakai androk pendek, kan memang sudah ada
aturannya, dilarang kok marah-marah” begitu katanya. Seperti biasa naluri ingin tau besar sekali,
saya tanya ke ibu itu ada apa, dan si ibu menjelaskan kalau perempuan yang
membawa anak itu marah kepada satpan karena dilarang masuk oleh satpam karena menggunakan androk di atas lutut, dan
tidak terima disuruh keluar, perempuan itupun menerobos dan memilih duduk
dikursi tunggu.
Selang
beberapa menit kemudian, saya juga melihat seorang wanita memakai celana
pendek,berbaju kaos, hanya senyum senyum kecil ketika diminta keluar oleh
satpan, enaknya si perempuan itu menurut tanpa ngomel ngomel.
Kurang dari satu jam saya beberapa kali
melihat percekcokkan kecil antara satpan dan orang yang datang, sampai akhirnya
saya bertanya langsung dengan pak satpan yang tergolong masih muda, dan berperawakan
kurus. Katanya setiap hari dia bisa lima sampai 10 kali berselisih dengan
pengunjung di kantor Imigrasi ini, bahkan dia juga kerap dimaki. “ susah bu
padahal sudah ada tulisan dan himbauan dengan jelas di depan pintu, kalau
dilarang memakai celana pendek, rok pendek dan sandal jepit kalau kesini,
tetapi masih saja banyak yang tidak terima saya tegur dan larang, susah hati
saya ini, tetapi mau bagaimana lagi ini sudah tugas saya” jelasnya.
Dari
sini saya berfikir kalau kantor Imigrasi sudah menerapkan hal yang bagus dan
mengajarkan masyarakat untuk lebih ber ETIKA
dalam berbusana, dan bisa menyesuaikan mana pakaian untuk dipakai tidur, ke
kantor, atau ke mall. Sayangnya hal demkian ternyata tidak di indahkan, dan
banyak yang tidak terima ketika dilarang.
Dari
kejadian tadi ada sedikit pelajaran , bahwa
berbusana itu ada tempatnya, jangan pergi kondangan atau ke mall pakaiannya sama, celana pendek baju
ketat. Jujur risih memang melihat orang-orang yang kerap menggunakan busana
sexy di tempat umum, suka membuat dosa bagi yang melihat. Dosa bukan hanya bagi
laki laki, kadang perempuan juga jadi ikut berdosa karena jadi memaki dalam
hati.
Karena
kejadian tadi jadi ingin cerita juga soal kejadian beberapa waktu lalu di salah
satupusat perbelanjaan besar di Palembang. Waktu itu saya jalan dengan suami
dan anak-anak, kemudian bertemulah dengan salah satu teman suami saya yang
berusia 40 tahun ke atas, suami saya berbincang agak lama , saya dan istri
suami saya juga berbincang saling berkenalan, anak-anak saya seperti biasa
mencari barang dan makanan yang mereka suka. Tidak lama melintaslah empat orang
wanita bisa dikatakan berusia sekitar 25 tahunan, mereka berkulit putih, ada
yang beramput hitam lurus dan diberi warna merah, tubuhnya bagus, tinggi dan
langsing, tetapi ada yang tidak menjadi perhatian banyak orang pada saat itu,
karena ke empat wanita tersebut berpakaian cukup minim, karena menggunakan
celanasangat sangat sangat sangat pendek, diperparah baju yang mereka gunakan
juga cukup tipis hingga warna dari pakaian dalam yang menutupi dada mereka
terlihat cukup jelas. Mereka tampak biasa saja padahal mereka menjadi perhatian
banyak mata, bahkan wajah-wajah disana yang menatap mereka banyak menunjukkan
muka tidak suka ada juga yang merasa risih dengan menggeleng-gelengkan kepala. Suami
saya dan temannya juga melihat pemandangan indah itu, jujur saya tidak marah
dengan suami saya, hanya saja saya risih melihat ke empat wanita itu berbusana,
soalnya sangat sangat fulgar sekali dan bisa dikatakan tidak cocok meskipun
digunakan di pusat perbelanjaan. Ingin rasanya menegur ke empat wanita
tersebut, tetapi apa hak saya, apa urusan saya melarang, toh mereka asik asik
aja ( wataaawww).
Bukannya
merasa sok suci atau apalah-apalah, hanya saja memang berbusana itu bukan hanya
nyaman dikita , tetapi kalau bisa busana
yang digunakan itu dapat membuat orang lain nyaman atau tidak, harus
juga di fikirkan.
Salam
Cinta Indonesia................
Tidak ada komentar:
Posting Komentar